Apakah Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" Yang Dapat Banyak Penghargaan Internasional Itu Film Bagus?"

Seperti kita ketahui,Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" yang sebelumnya riuh dibicarakan publik,karena sabet beberapa penghargaan internasional itu telah tayang 16 November 2017. Banyak sekali komentar netizen yang sudah nonton film ini. Dan ada yang memuji film ini,tapi tidak sedikit yang nyinyir karena kecewa dengan film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.

Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" raih penghargaan diantaranya:

1. Film dengan skenario terbaik di FIFFS Maroko edisi 11
2. Film terbaik Asia/InestWave dari Qcinema Film Festival Filipina
3.Marsha Timothy sebagai aktris terbaik dari Sitges Fantastic Film Festival,mengalahkan Nicole Kidman.

Film ini merupakan produksi dari Cinesurya dan Kaniaga Pictures yang bekerjasama dengan Sasha and Co Production Perancis,ASTRO Show Malaysia,HOOQ Originals Singapura dan Purin Pictures Thailand. Selain itu film ini juga lolos seleksi beberapa festival film ternama didunia,seperti Festival Film Cannes,Toronto International Film Festival,Busan International Film Festival,QCinema International Film Festifal,New Zealand InternationalFilm Festival,Melbourne International Film Festival,Festival International Du Film De Femmesde Sale (FIFFS) Maroko dan Sitges Fantastic Film Festival.

Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak dibintangi oleh Marsha Timothy,yang tentu saja berperan sebagai Marlina,Egi Fedly sebagai Markus,Yoga Pratama sebagai Frans dan Dea Panendra sebagai Novi. Film ini menceritakan tentang Marlina seorang janda yang rumahnya disatroni 7 orang perampok. Mereka mengangkut seluruh hewan ternak dan berniat memperkosanya. Marlina yang diperintah memasak sup oleh mereka pun,berencana membunuh mereka dengan cara meracuninya. Empat orang yang berada diruang tamu rumahnya berhasil terbunuh oleh racun Marlina. Namun ketika ia memasuki kamar dimana sang kepala perampok menunggu untuk memperkosanya dikamarnya,Marlina kurang beruntung. Markus (Egy Fedly) yang sedang mabuk berat,tidak langsung memakan makanan yang berisi racun itu,namun langsung memperkosanya. Marlina berhasil meraih golok sang perampok dan langsung menebas kepala Markus.
Marlina pun membawa-bawa kepala Markus sebagai tawanan dan hendak melapor ke kantor polisi.

Setting film ini memang menjadi daya tarik yang mungkin ingin ditonjolkan oleh pembuatnya. Pemandangan alam Sumba NTT yang berbukit indah dan juga budaya masyarakatnya yang unik memang menjadi suguhan yang menarik.. Seperti cara mereka memumikan mayat keluarganya juga hal yang baru saya tahu dari film ini. Namun menurut saya film ini lebih cenderung mempunyai misi  ingin menampar berbagai pihak. Misalnya mengenai akses kesehatan,keterbelakangan masyarakat didaerah terpencil dalam hal pendidikan dan akses pekerjaan,juga pelayanan keamanan dalam hal ini penegakan hukum yang sangat memprihatinkan. Pemerintah dan kita memang harus lebih peduli pada masyarakat didaerah tertinggal. Sehingga pembangunan bisa lebih merata. Dan sebagai masyarakat dipulau Jawa yang lebih maju dalam hal apapun,sebaiknya kita tidak egois dan manja,sehingga kita bisa juga membantu pemerintah mempercepat pemerataan pembangunan,pendidikan dan lain sebagainya.

Mengenai cerita film ini, mungkin saya tetap berpendapat kalau cerita yang diangkat bagus,tapi mengenai teknik pengambilan gambar saya juga kurang suka. Babak pertama film ini saya lumayan terganggu dengan gambar yang tidak begitu jelas. Dan pada babak selanjutnya masih saja ada tampilan-tampilan gambar fatamorgana yang terlalu sering dan ganggu mata. Dan masalah bahasa juga. Memang dialek daerah lumayan bikin saya terlambat paham maksud dialog para pemainnya,ditambah translatenya yang ditampilkan dalam bahasa inggris. Jadi saya bingung antara lihat terjemahannya atau dengerin dialeknya. Maklum bahasa inggris saya buruk.

Jadi menurut saya film ini masih layak tonton dan dinikmati.. Karena saya punya feeling film ini mungkin tidak akan bertahan lama di bioskop,jadi segeralah menonton,menurut saya nggak rugi-rugi amat koq. Jangan sampai kejadian Film Night Bus terulang lagi,dimana Film itu raih penghargaan film terbaik,sayangnya film itu tidak laku dibioskop,sehingga penyesalan massal pun terjadi,dengan jamaah tersedihnya saya. Terimakasih. :)

Referensi : sindonews.com

Subscribe to receive free email updates: