Penjelasan Lengkap Akan Bahaya Memainkan Quiz Tes Kepribadian Di Facebook Dan Hubungannya Dengan Kasus Cambridge Analytica

Quiz  Tes Kepribadian Di Facebook Yang  Berbahaya Tapi Anda Ikuti Dengan Sukarela Menyerahkan Data Kita,Siapa YangSalah?
Ketika seseorang memainkan kuis tes kepribadian atau tes lucu-lucuan yang biasa dimainkan di Facebook maka otomatis dia mengijinkan dengan sukarela data-data pribadinya diakses oleh pembuat aplikasi. Lalu kenapa banyak pihak menyalahkan Facebook semata?" Bukankah sebelum Anda memainkan quiz tes kepribadian tersebut selalu ditanya ijinkan aplikasi mengakses data-data pribadi dan perangkat Anda? Ya atau Tidak? Mungkin pertanyaan inilah yang diam-diam bergentayangan diotak Mark Zuckerberg boss Facebook.

Apa yang menimpa Facebook gara-gara Skandal Cambridge Analytica yang berkaitan dengan strategi pemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ini memang sangat menarik diulik karena ini menyangkut pengetahuan kita sebagai pengguna media sosial agar kita bisa belajar dari kasus seksis ini. Mari kita kupas penjelasannya.

Apa hubungannya Quiz Tes Kepribadian dan Lucu-lucuan Yang Dimainkan Di Facebook Itu Dengan Cambridge Analytica?

Pada tahun 2015 Facebook meluncurkan aplikasi thisisyourdigitallife. Aplikasi ini tadinya membayar 270.000 orang untuk mengikuti kuis-kuis kepribadian untuk memancing pengguna facebook lain memainkannya. Benar saja permainan ini langsung booming dikalangan pengguna facebook. Pertanyaan seputar Anda mirip artis siapa,terlihat seperti berusia berapakah Anda dan lain sebagainya,ternyata menarik bagi kalangan facebooker. Dari mana ide ini berawal?"

Cambridge Analytica adalah perusahaan pengumpul data yang jasanya biasa digunakan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam berkampanye apa saja. Nah Cambridge Analytica ini punya klien Steve Bannon yang tak lain merupakan tim pemenangan Donald Trump. Seorang pegawai Cambridge Analytica yang sekarang sudah jadi mantan pegawai bernama Christopher Wylie mengatakan dia bersama-sama Steve Bannon setelah mendapat kucuran dana dari orang kaya bernama Robert Mercer mencari cara bagaimana bisa efektif menyasar para pemilih dikampanye Donald Trump. Bertemulah mereka dengan profesor Alexander Kogan yang menawarkan aplikasi kuis tes kepribadian ini. Merekapun setuju mendanai pengembangan aplikasi ini. Dan yang ditawari aplikasi ini adalah Facebook. Kenapa? Ya karena facebook lah media sosial paling besar penggunanya dan dimainkan oleh siapa saja. 

Saya sendiri tidak pernah menyentuh permainan ini dari awal kemunculannya,sampai saya menutup akun facebook saya tahun 2017 kemarin. Alasan pertama saya alay aja sih mainan seperti ini. Dan untuk permainan sealay itu saya tidak rela pihak penyedia aplikasi mengakses data-data pribadi saya. Yak permasalahan Skandal Cambridge Analytica memang berawal dari data-data yang secara sukarela diijinkan untuk diakses oleh pemain aplikasi untuk bisa memainkan permainan quiz lucu-lucuan tadi. Sialnya bukan hanya data-data pemain kuis saja yang diakses,tapi data-data dari friendlist di akun facebook si pemain kuis. Dan data-data tersebut dipergunakan sebagai target kampanye Donald Trump dan mungkin bisa jadi kampanye atau propaganda tertentu dinegara lain dilain hari.

Dan apakah yang tidak memainkan quiz itu otomatis datanya aman dari sasaran kampanye calon atau kampanye iklan dan lain sebagainya? Tentu saja tidak juga. Bukankah setiap kita mengunduh aplikasi atau mengakses situs-situs tertentu kita sering disuruh untuk mengijinkan data-data kita diakses oleh mereka? Dan bukankah data-data yang kita berikan kepihak provider juga diduga sering disalahgunakan oknum-oknum tertentu?" 

Ambil contoh iklan adsense yang saya pasang hanya berupa kode,tapi penampakan iklan ketika Anda membuka blog saya pasti berbeda-beda. Kenapa begitu? Karena para pengiklan dan pihak google tahu kebiasaan Anda sehari-hari dalam mengakses informasi di internet dan sosial media. Dan tentu saja tahu data-data pribadi Anda yang bisa dijadikan bahan pertimbangan pengiklan. Apakah Anda suka membuka situs bokep,situs berita seperti apa yang Anda akses,video atau hal-hal lain yang Anda minati itu terekam semua. Begitulah cara cerdas pengiklan dan para pengumpul data menentukan target iklan dan kampanyenya supaya efektif.

Saya setuju dengan yang lain bahwa "Gerakan Delete Facebook" memang terdengar agak konyol. Dan bertambah konyol lagi karena gerakan itu justru populer di twitter,google+ juga instagram yang notabene punya facebook juga. Coba tanya teman facebook Anda seberapa banyak yang tahu dan peduli dengan kasus skandal cambridge analytica ini? Percayalah mereka lebih suka mensejajarkan wajah mereka dengan artis-artis bollywood daripada peduli dengan gerakan #DeleteFacebook yang membuat Anda merasa keren karena ikut-ikutan menonaktifkan Facebook. Hihihi..peace!"

Tapi bagaimanapun pihak-pihak yang terlibat dalam masalah penyalahgunaan data ini memang harus bertanggungjawab. Semoga kita bisa belajar dari kasus ini untuk lebih berhati-hati dalam mengijinkan akses data dan perangkat,ketika berselancar diinternet. Salam..!"



Subscribe to receive free email updates: