Tanda Tanya (?) Film Tentang Banser NU Yang Mengorbankan Diri Saat Mengamankan Bom Di Malam Natal

Ada sebuah nama yang selalu dikenang saat Natal tiba setiap tahunnya. Media-media di Indonesia biasanya menurunkan kisah Riyanto,anggota banser NU yang tewas karena berusaha mengamankan sebuah bom yang ia temukan di dalam gereja,yang ia jaga bersama polisi dan teman-teman banser NU lainnya.

Kronolologi Kejadian Riyanto Banser NU Tewas Akibat Bom Di Malam Natal

20 tahun yang lalu,tepatnya pada tanggal 24 Desember 2000,Riyanto  bersama  polisi dan teman-teman bansernya,bertugas menjaga sebuah gereja bernama "Eben Haezer" di Mojokerto Jawatimur. Ia bertugas bersama 3 anggota banser dari GP Ansor Mojokerto lainnya.

Saat itu Riyanto dan polisi menemukan sebuah kotak yang dicurigai sebagai bom,Riyanto memberanikan diri untuk membukanya. Terlihat percikan api dari kotak tersebut. Sontak Riyanto berteriak "Tiarap" dan melemparkan bom tersebut keluar gereja,ke tempat sampah agar tidak melukai ratusan jemaat gereja yang sedang beribadah di dalam. Namun bom tersebut terpental dari tempat sampah.

Riyanto pun berlari menghampiri bom tersebut dan memeluknya sembari berlari untuk membuang bom ke tempat lebih jauh. Naas baginya,bom itu meledak dalam pelukannya.

Dia tewas seketika dengan kondisi tubuh yang mengenaskan,namun tentu saja,Riyanto berhasil menyelamatkan ratusan nyawa jemaat gereja dan orang-orang yang bertugas malam itu.

Film ? (Tanda Tanya) Yang Mengisahkan Riyanto

Kisah Riyanto ini di filmkan oleh sutradara Hanum Bramantyo pada tahun 2011 dengan judul ? ''Tanda Tanya". Diproduksi oleh Mahaka Pictures dan Dapur Film Indonesia,film tersebut bertabur bintang-bintang terkenal tanah air.

Tokoh Riyanto diperankan oleh Reza Rahardian yang diberi nama Soleh. Revalina S. Temat memerankan istri Soleh bernama Menuk. Sederet bintang lainnya antara lain,Rio Dewanto,Hengki Sulaiman,Endita,David Chalik,Dedy Sutomo,Agus Kuncoro dan Glen Fredly.

Film ini tak sekedar memusatkan cerita pada kisah Riyanto (Soleh),namun setiap tokoh yang dihadirkan memiliki konflik masing-masing.

Dimulai dari Soleh yang bergelut mencari pekerjaan,sedangkan istrinya Menuk,menjadi tulang punggung keluarga,dengan bekerja di restoran Cina dengan bos baik hati dan toleran.
Soleh akhirnya memutuskan menjadi banser NU.

Ping Hen (Rio Dewanto) keturunan Tionghoa merupakan anak pemilik restoran yang memendam amarah terhadap ayahnya,juga karena diputuskan oleh Menuk karena beda keyakinan.

Cerita Rika (Endhita)  yang mendapat penghakiman karena memutuskan pindah agama atau murtad karena tidak mau dipoligami. Beda lagi dengan Surya (Agus Kuncoro) yang merupakan artis figuran miskin yang bercita-cita jadi aktor besar.

Cerita film ini sebenarnya penggambaran Indonesia yang multi etnis,multi kultural dengan keyakinan beda-beda. Film ?  (Tanda Tanya) ingin mengangkat kebhinekaan Indonesia,sehingga kita sadar dan bisa saling toleransi agar tidak selalu ingin menang sendiri.

Kebencian terhadap etnis tertentu,radikalisme dalam beragama dan sikap main hakim sendiri mengatasnamakan agama diharapkan bisa di hentikan. 
Kalau kita selalu menyalahkan orang lain dan tidak memulai untuk berdamai dengan keberagaman ini,kita tak akan bisa kemana-mana dan malah makin sengsara.

Pencekalan Film ? (tanda tanya)

Sayangnya pesan toleransi yang ingin disampaikan sutradara dan seganap yang terlibat film tersebut ternyata tidak semua orang bisa memahaminya. 

Beberapa kelompok oknum masyarakat,menolak keberadaanya. Film ini dikabarkan mendapatkan isu pencekalan pada waktu itu,sehingga tidak banyak yang sempat menyaksikannya di bioskop. 

Pihak-pihak yang memprotes film tersebut ada yang keberatan dengan adegan perkelahian antara Ping Hen versus pemuda yang hendak ke masjid di jalan. Dalam perkelahian tersebut terlontar ungkapan-ungkapan rasisme seperti Cina dan teroris.

Selain itu tokoh Rika yang memutuskan murtad,juga membuat oknum tertentu merasa tersinggung. Ada kelompok-kelompok orang yang menentang pesan toleransi yang ingin disuarakan film "?" (Tanda Tanya) ini. 

Sebuah kekonyolan yang menyedihkan sekali karena menimpa sebuah film yang justru niat awalnya adalah mengajarkan kedamaian.
Mari belajar dewasa dan toleran dengan tidak menganggap sebuah film ? sebagai ancaman.


Subscribe to receive free email updates: