Review Gundala: MCU Dan DCEU Tolong Kasih Jalan,BCU Mau Lewat

Pekan pertama pemutaran film superhero Indonesia "Gundala" mendapat sambutan yang meriah dan positif dari penggemar film tanah air. Berbagai pujian pun dilontarkan mengenai keapikan cerita dan sinematrografi yang ditampilkan film BCU pertama ini.

Gundala memang menjadi kunci bagaimana nasib proyek Bumilangit Cinematic Universe akan berlanjut,maka film ini harus punya level tinggi atau setidaknya mendekati film-film luar ala MCU dan  DCEU. Sehingga para sineas dan crew yang terlibat harus habis-habisan.

Gundala memasang banyak aktor  dan aktris ternama Indonesia,seperti Abimana Aryasatya sebagai Gundala,Bront Palarae sebagai Pengkor,Tara Basro sebagai Wulan/Merpati,Aryo Bayu sebagai Ghazul,Cecep Arif Rahman sebagai Swara Batin,Yayan Ruhiyan sebagai  salah satu anak "Bapak", Rio Dewanto sebagai ayah Sancaka dan sederet nama lain yang tak asing di mata penikmat film Indonesia.

Selain itu,film Gundala juga memakai tekhnologi seperti CGI,kualitas suara Dolby Atmos dan penggarapan kostum di studio terkenal wilayah Amerika. Joko Anwar selaku sutradara  dan penulis skenario film Gundala juga tak mau main-main dalam menggarap proyek ambisius ini. Hasilnya bisa kita saksikan dan nilai sendiri di bioskop mulai 29 Agustus kemarin.


Sinopsis Film Gundala


Sancaka (Gundala) besar dilingkungan buruh pabrik. Suatu hari ayahnya menjadi salah satu pemimpin demo pabrik untuk menuntut upah dan jam kerja layak. Sayangnya ayahnya dikhianati temannya,hingga ia tewas ditusuk orang saat demo berujung ricuh terjadi.

Tak sampai di situ,setahun kemudian ibunya yang pamit hendak bekerja di luar kota,tak kembali ke rumah.  Sancaka memutuskan untuk kabur menggelandang ke kota. Ia kemudian bertemu "Awang" yang menyelamatkannya dan mengajarinya bela diri agar ia bisa menjaga dirinya sendiri. Awang berpesan untuk tak mencampuri urusan orang lain agar ia tak celaka,Awang pun pergi.

Sancaka dewasa bekerja sebagai Sekuriti di sebuah perusahaan percetakan,meski dia juga sering berperan sebagai teknisi karena hobi dan pengetahuannya sedari kecil. Suatu hari ia membantu tetangganya "Wulan" dari gangguan para preman. Dari situlah petualangannya sebagai superhero dimulai.


Review Film Gundala


Jujur saya tak menduga film Gundala akan punya kualitas cerita dan sinematografi yang seciamik ini. Untuk membuka BCU,Gundala sangat sukses mengambil hati penonton,terbukti tepuk tangan bergemuruh di seantero studio setelah film ini usai ditayangkan.

Budget Gundala tentu tak murah untuk ukuran film Indonesia,tapi murah untuk ukuran film superhero hollywoood. Dibandingkan budget MCU,budget Gundala hanya 1/1000 nya,tapi saya tak ragu menjadikan BCU sebagai penantang baru MCU dan DCEU.

Memang masih ada pengambilan gambar yang kurang rapi,cerita klasik yang dipakai dan perpindahan adegan yang agak kurang mulus,tapi itu bisa dimaafkan.Satu lagi tentang post credit scene yang bagi saya pribadi agak terlalu panjang.

Adegan cuplikan yang ditampilkan di sela-sela credit seperti yang dilakukan MCU dan DCEU,tentu harus ada juga di BCU. Kalau saja adegan post credits scene "Gundala" itu dicukupkan saat Sujiwo Tedjo muncul dari bongkahan es,tentu itu akan jadi cuplikan yang epic,tapi kemudian ditambah dengan kemunculan Sri Asih,yang notabene sudah muncul di akhir film.

Entah karena kebutuhan apa keharusan,kemunculan Sri Asih yang diperankan Pevita Pearce ini agak membuat jiwa saya yang on fire,jadi agak meredup lagi. Apapun itu Gundala keren sekali dan recomended buat ditonton. Rating untuk Gundala adalah 8,5 untuk score international dan 9 untuk kawasan lokal,hihi...






Subscribe to receive free email updates: